Wednesday 8 July 2015

Bentuk dan Ukuran Sel | Anpertum

Prektikum ke-1
Bentuk dan Ukuran Sel
I.      Pendahuluan
1.1. Tujuan Praktikum
Untuk mengenal beberapa bentuk dan ukuran sel
1.2. Dasar Teori
Sel adalah unit kehidupan struktural dan fungsional terkecil dari tubuh. Sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlansung dalam sel. Sel dan zat intraseluler membentuk keseluruhan jaringan tubuh, terdapat beberapa teori tentang sel di antaranya, menurut Robert Hooke (1665) meneliti sayatan gabus di bawah mikroskop. Hasil pengamatannya ditemukan rongga-rongga yang disebut sel (cellula). Hanstein (1880) menyatakan bahwa sel tidak hanya berarti cytos (tempat yang berongga), tetapi juga berarti cella (kantong yang berisi). Seorang ilmuan dari Perancis Felix Durjadin meneliti beberapa jenis sel hidup dan menemukan isi dalam, rongga sel tersebut yang penyusunnya disebut “Sarcode” namun mengalami perubahan yaitu, Johanes Purkinje (1787-1869) mengadakan perubahan nama Sarcode menjadi Protoplasma. Matthias Schleiden seorang ahli botani dan Theodore Schwann seorang ahli zoologi pada tahun 1838 menemukan adanya kesamaan yang terdapat pada struktur jaringan tumbuhan dan hewan. Mereka mengajukan konsep bahwa makhluk hidup terdiri atas sel . Konsep yang diajukan tersebut menunjukkan bahwa sel merupakan satuan structural makhluk hidup. Berbeda halnya dengan Robert Brown (Scotlandia, 1831) menemukan benda kecil yang melayang-layang pada protoplasma yaitu inti (nucleus). Seorang ahli anatomi Max Shultze (1825-1874) menyatakan sel merupakan kesatuan fungsional makhluk hidup. Pada tahun 1858, Rudolf Virchow menyatakan bahwa setiap cel berasal dari cel sebelumnya (Liu et all, 2009).
Berdasarkan organisasinya internal, sel dapat dibedakan menjadi sel Prokariot dan sel Eukariot, disebut Prokariot jika intinya tidak di batasi selaput (tidak mempunyai membran inti), misalnya ganggang biru (Cyanophyta) dan bakteri, disebut eukariot jika sudah mempunyai membran inti (Selaput inti) misalnya sel hewan dan sel tumbuhan. Organel oreganel pada sel eukariot di batasi oleh membran yang mana membran selnya tersusun atas Fospolipid kromosomnya tersusun atas secara linear. Berbeda dengan sel prokariot yang tidak memiliki inti yang jelas karena tidak di miliki membran  inti organel-organel tidak di batasi membran  dan membrane plasmanya tersusun atas senyawa peptidoglikan kromosonya tersusun secara sirkuler (Mulyani, 2004).
Bentuk dan sel tumbuhan bermacam-macam ada yang seperti peluru, kubus poliendris, prisma, bentuk-bentuk ini tergantung pada fungsi dan guna pada tumbuhan tersebut. Mengenai bentuk dan ukuran sel tumbuhan penampang melintang sel tumbuhan ukuran rata-rata 1/1000 - 1/10 mm (10-100 µm). akan tetapi sel juga ada yang memiliki ukuran 1 mm yang bias terlihat oleh mata telanjang seperti sel-sel empulur batang atau sel daging-daging buah panjang sel serabut bias mencapai ratusan mm (Hidayat, 1995).
Sel biasanya memiliki 1 inti sel, tetapi sel dewasa mengalami perubahan misanya sel tapis pada floem dalam perkembangan intinya menghilang dan ada juga sel yang memiliki lebih dari 1 sel seperti pada latisifer atau sel multi biasnya terdapat pada jamur dan ganggang namun sel ini masih merupakan tahap sementara dan pada perkembangan jaringan misanya endosperm setiap inti bersama-sama dengan perotoplasma di sekelilingnya membentuk sel tampa dinding sehingga seluruh multi ini merupakan kelompok unit protoplasma yang membentuk setruktur (Mulyani, 2004).
Protoplasma berisi komponen berselaput dan tidak berselaput. Apabila dalam penampang sebagai dua garis dengan ketebalan 2,5 nm dan dipisahkan oleh garis rentang dengan ketebalan 3,5 nm. Setruktur membranya terdiri dari lapisan lemak biomolekul yang setiap sisinya di tutupi oleh protein (Mulyani, 2004).
Sebagain penambahan volume sel selama pertumbuhan jumlah permukaan ruang antara sel tidak semua sisi sel dapat berinteraksi dengan sel lainnya. Rungan antara sel ini dapat berkembang tiga cara sebagian berikut (Mulyani, 2004). :
a)   Perkembangan secara Skizogen, yaitu dengan berpisah dari dinding sel yang lain, seperti perkembangan duktus resin pada pinus (Mulyani, 2004).
b)   Perkembangan secara lisigen, yaitu terjadi pengurayan sel sehingga terbnetuk ruang seperti rongga minyak pada kulit buah citrus (Mulyani, 2004).
c)   Perkembangan secara skizologe, yaitu perpaduan antara perkembangan Skizologen dan perkembangan lisigen. Ruang antara sel dalam proto xylem sering kali disebut dengan cara ini. Ruang antara sel menjadi tidak beraturan dan beragam bentuknya. Seperti pada tumbuhan air daun pisang dan tumbuah lain (Mulyani, 2004).
Komponen utama dalam sel tumbuhan adalah dinding sel, sitoplasma dan inti sel. Di dalam sitolasma terdapat retikulim endoplasma, badan golgi, mitokondria, plastid, badan mikro, ribosom, sferosom, mikrotubula, vakuola, dan benda ergatis (Mulyani, 2004).
a)   Dinding sel
Dinding sel di hasilkan protoplasma kearah luar. Senyawa terdapatnya adalah selulosa, hemiselulosa, pectin, protein, zat lignin (zat kayu) dan suberin (zat gabus), berdasarkan setrukturnya dinding sel dikenal tiga lapisan dinding yaitu lamella tengah, dinding primer, dan dinding sekunder. Lamella tengah adalah bagian yang meletakan ke dua sel berdampingan serta terdiri dari enzim pektinase, dinding sekunder terbentuk atau tumbuh setelah sel-sel selesai tumbuh. Dingding ini berkerangka selulosa sebagai sumber utama dan tidak mengandung pectin (Hidayat, 1995).
b)   Sitoplasma
Protein dalam sitoplasma terdapat dalam keadaan koloni. Protein tersebut dalam keadaan yang halus dan setiap butir terdiri dari molekul-molekul sitpolasma terdapat. Petikulum endoplasma, badan golgi, mitokondria, plastida, badan mikro, sferosom, vakuola (Hidayat, 1995).
c)   Inti sel (nukleus)
Inti sel adalah tubuh protoplasma yang biasa berbentuk bulat. Inti sel di kelilingi oleh satu inti dan mengandung matriksinti (nukleoplasma, karyolip, cairan inti). Dalam protein. Kromosom tidak berupa lilitan dan tidak dapat dibedakan dengan pengamatan mikroskop cahaya (Hidayat, 1995). 
II.      Metode Praktikum
1.1.   Alat dan Bahan
Alat
Bahan
Ø  Mikroskop
Ø  Pipet tetes
Ø  Kaca objek
Ø  Kaca penutup
Ø  Jarum preparat
Ø  Silet
Ø  Batang sisnkong (Manihot utilisima)
Ø  Rambut biji kapas (Gossypium Sp)
Ø  Rambut buah randu (Ceiba Pendtandra)
Ø  Buah papaya (Carrica papaya)

1.2.   Langkah kerja

a.   Pembuatan Preparat

Siapkan Alat dan Bahan 

Di sayat melintang bahan-bahan dengan silet 
Di simpan pada kaca objek

Di tetesi dengan air
Tutup denga kaca objek

b.   Pengamtan Preparat
Di amati gambir sel-sel bentuk segi banyak
dan ruang kosong pada Manihot Utilisima 
Di perhatikan gambar sel rambut biji Gossypium SP 
Di amati gambar sel rambut panjang
ada ruang udara dalam sel
Di perhatikan gambar sel-sel berukuran besar
dan ruang udara pada Carica Papaya
III.      Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
Literature
          1.      Batang Singkong Manihot Utilisima


Perbesaran 10x10
(Sumber : Pribadi)



(Sumber : Dipa, 2011)
       2.      Buah Pepaya Carica papaya


Perbesaran 10x10
(Sumber : Pribadi)


(Sumber : Vivi, 2013 )
      3.  Rambut Biji Kapas Gossypium SP

 Perbasaran 10x10
(Sumber : Pribadi)



(Sumber : Vivi, 2013)


Perbesaran 10x40
(Seumber : Pribadi)



(Sumber : Vivi, 2013)
IV.      Pembahasan
Pada praktikum bentuk dan ukuran sel, kami mengamati empat sample bentuk dan batang sel di antaranya sel dari batang singkong Manihot utilisima, rambut biji kapas Gossypium SP, rambut buah randu Ceiba Pentandra dan buah papaya Cariica papaya.
Pengamatan pertama kami mengamati bentuk dan sel pada bantang singkong Manihot Utilisima di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x10 dan pada sayatan melintang ternyata bentuk sel pada ini berbentuk polygonal atau segi banyak dan hanya terlihat ruang kosong hal ini di kerenakan sel pada singkong yang kami amati adalah sel mati.
Jika kami bandingkan dengan literature menurut (Bruce, 1994). Ubi kayu (Manihot utillisima) adalah tumbuhan berbatang getas (mudah patah), berbentuk bulat dan bergerigi serta memiliki bagian-bagian berupa dinding sel, sel gabus dan ruang antar sel. Sel Manihot utillisima berbentuk segitujuh atau polygonal yang tersusun rapat antara sel yang satu dengan sel yang lain, dan  diantara rapatnya susunan sel Manihot utillisima masih dapat terlihat adanya ruang antar sel-sel tersebut. Dinding sel yang terdapat pada Manihot utillisima semakin memperlihatkan ciri-ciri pokok dari sel tumbuhan. Dinding sel tersusun dari selulosa yang menjadikan bentuk sel menjadi tetap. Pada sel Manihot utillisima hanya terlihat sel gabus yang kosong yang berisi gelembung air, tidak terlihat inti sel dan sitoplasma pada sel tersebut hal ini di karenakan sel pada batang singkong Manihot utillisima adalah sel mati. Akan tetapi jika dikatakan hidup apabila pada ruang sel terdapat protoplasma yang di dalamnya terdapat inti sel, plasma sel, mitokondria dan butir-butir sel.
Pengamatan kedua kami mengamati bentuk dan ukuran sel pada sayatan buah pepaya Carica Papaya dibawah  mikroskop dengan perbesaran 10x10 setelah di amati bentuk sel ini berbentuk bulat yang tidak tertur atau di namakan isodiametrik.
Jika kami bandingkan dengan literature menurut (Bruce, 1994). Buah  papaya pada sayatan melintang yang diamati di bawah mikroskop bentuk selnya tampak seperti bola yang tidak tertur, selnya tersusun rapat, bentuk sel papaya di sebut juga dengan isodiametrik dangan bentuk bulat sehingga berfungsi sebagai cadangan makanan dan mamapu menyerap cadangan makanan lebih banyak lagi karena bentuk penampangnya lebih luas.
Pengamatan ketiga kami mengamati bentuk dan ukuran sel pada rambut biji kapas Gossypium Sp di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x10 dan pada sayatan melintang ternyata bentuk sel pada rambut biji kapas Gossypium Sp seperti serabut-serabut yang ukuranya panjang dan kecil. Bentuk sel kapas menyerupai tabung yang di dalamnya terdapat benang-benang seperti serat. Dan susunan selnya tidak beraturan. Kapas meupakan serabut yang bercabang dan memiliki xylem dan floem, xylem merupakan sel-sel panjang dangan ujung yang meruncing dan floem terdiri atas buluh lapis yang pengiring.
Pada pengamatan yang terahir, kami mengamati bentuk dan sel pada rambut buah randu Caiba pentadra di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x40 di peroleh sel yang berupa serat-serat panjang dan di dalamnya terdapat rongga-rongga sel serta susunan selnya renggang dan tidak beraturan. Kapuk merupakan serat yang terdiri dari bebepara jaringan. Di bawah serabut terdapat bentuk dan untaian yang berbentuk silinder.
Jika kami bandingkan dengan literature menurut (Breuce, 1994). Gossipium Sp atau kapuk dengan Caiba Pentandra, ke dua sel ini meskipun sama bentuk seperti serabut seperti rambut namun terdapat perbedaan diantaranya. Padas sel rambut buah randu Caiba Pentandra terdapat sel yang berbentuk memanjang dan tidak memiliki toris sehingga sel randunya berupa lumen (Rongga sel) yang di batasi oleh dinding sel dan sel luar. Sedangkan pada sel biji kapas berbentuk panjang seperti pita sel tersebut memiliki putiran (toris) di beberapa bagian sen sel tersebut termasuk sel sklerenkim yang berfungsi jaringa pengangkut pada tumbuhan.

V.  Kesimpulan
Pada peraktikum pengamatan bentuk dan ukutan sel dapat di simpulkan pada batang singkong Manihot utilisima berbentuk Poligonal yang tersusun rapat antar satu sel dengan sel lain. sedangakan pada buah papaya Carica papaya bentuk bulat dan tidak beraturan. Pada pengamatan sel rambut biji kapas Gossypium Sp dan rambut buah randu Caiba pentadra bentuk sel sama-sama memanjang akan tetapi terdapat perbedaan diantaranya pada sel randu tidak terdapat toris sehingga randu hanya berupa lumen (Rongga sel), sedangkan pada biji kapas sel meiliki putiran toris dan tidak memiliki lumen.

VI. Daftar Pustaka
Bruce, Albert, 1994. Biologi Molekular Sel Edisi 2. Gremedia Pustaka : Jakarta.
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. ITB : Bandung.
Liu Yan, Melissa Petreace, Min Yao, Maulana Martins. 2009. Journal Biocell.    
          Cell and Molecular machanisms of karaticyte Funcional stimulated by
          insulin during would healing. Vol.5, No.2, 2009. University of California :USA.
Mulyani, Sri. 2004. Anatomi Tumbuhan. Kasinus : Yogyakarta.

VII. Daftar Pustaka Gambar
Dipa. 2011. Kegiantan pengamatan sel.     
     [pgsdipa.wordpress.com/2011/12/27/kegiatan-3-sel/] [09-26-2013] [11:38].
Vivi. 2013. Bentuk dan sel. 
     [http://vivisophieelfada.blogspot.com/2013/03/bentuk-sel.html]  [09-26-2013]    
     [11:40].